Tak Mau Berjilbab, Alasan dan Jawaban

Seorang muslimah, diperintahkan untuk menutup auratnya ketika keluar rumah, yaitu dengan mengenakan pakaian syar’i yang dikenal dengan jilbab atau hijab. Namun dalam kenyataan masih banyak di antara para muslimah yang belum mau memakainya. Ada yang dilarang oleh orang tuanya, ada yang beralasan belum waktunya atau nanti setelah pergi haji dan segudang alasan yang lain. Nah apa jawaban untuk mereka?

1. Saya Belum Bisa Menerima Hijab

Untuk ukhti yang belum bisa menerima hijab maka perlu kita tanyakan, “Bukankah ukhti sungguh-sungguh dan yakin dalam memeluk Islam, dan bukankah ukhti telah mengucapkan la ilaha illallah Muhammad rasulullah dengan yakin? Yang berarti menerima apa saja yang diperintahkan Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasulullah? Jika ya maka sesungguhnya hijab adalah salah satu syari’at Islam yang harus dilaksanakan oleh para muslimah. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah memerintah kan para mukminah untuk memakai hijab dan demikian pula Rassulullah Shalallaahu alaihi wasalam memerintahkan itu. Jika anda beriman kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, maka anda tentu akan dengan senang hati memakai hijab itu.

2. Saya Menerima Hijab, Namun Orang Tua Melarang.

Kalau saya tidak taat kepada orang tua, saya bisa masuk neraka. Kepada saudariku kita beritahukan bahwa memang benar orang tua memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia, dan kita diperintahkan untuk berbakti kepada mereka. Namun taat kepada orang tua dibolehkan dalam hal yang tidak mengandung maksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala , sebagaimana dalam firman-Nya, artinya,

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,” (QS. Luqman:15)

Meskipun demikian kita tetap harus berbuat baik kepada kedua orang tua kita selama di dunia ini.

Inti permasalahannya adalah, bagaimana saudari taat kepada orang tua namun bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, padahal Allah Subhannahu wa Ta’ala adalah yang menciptakan anda, memberi nikmat, rizki, menghidupkan dan juga yang menciptakan kedua orang tua saudari?

3. Saya Tidak Punya Uang untuk Membeli Jilbab

Ada dua kemungkinan wanita muslimah yang mengucapkan seperti ini, yaitu mungkin dia berdusta dan mungkin juga dia jujur. Jika dalam kesehariannya dia mampu membeli berbagai macam pakaian dengan model yang beraneka ragam, mampu membeli perlengkapan ini dan itu, maka berarti dia telah bohong. Dia sebenarnya memang tidak berniat untuk membeli pakaian yang sesuai tuntunan syari’at. Padahal pakaian syar،¦i biasanya tidak semahal pakaian-pakaian model baru yang bertabarruj.

Maka apakah saudari tidak memilih pakaian yang seharusnya dikenakan oleh seorang wanita muslimah. Apakah anda tidak memilih sesuatu yang dapat menyelamatkan anda dari adzab Allah Subhannahu wa Ta’ala dan kemurkaan-Nya? Ketahuilah pula bahwa kemuliaan seseorang bukan pada model pakaiannya, namun pada takwanya kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala . Dia telah berfirman, artinya,

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.” (QS. al-Hujurat:13)

Adapun jika memang anda seorang yang jujur, jika benar-benar saudari berniat untuk memakai jilbab maka Allah Subhannahu wa Ta’ala akan memberikan jalan keluar. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah mengatakan, artinya,

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. ath-Thalaq 2-3)

Kesimpulannya adalah bahwa untuk mencapai keridhaan Allah dan untuk mendapatkan surga, maka segala sesuatu akan menjadi terasa ringan dan mudah.

4. Cuaca Sangat Panas

Jika saudari beralasan bahwa cuaca sangat panas, kalau memakai jilbab rasanya gerah, maka saudari hendaklah selalu mengingat firman Allah Subhannahu wa Ta’ala , artinya,

“Katakanlah, “Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jikalau mereka mengetahui.”(QS. 9:81)

Apakah anda menginginkan sesuatu yang lebih panas lagi daripada panasnya dunia ini, dan bagaimana saudari menyejajarkan antara panasnya dunia dengan panasnya neraka? Yang dikatakan oleh Allah Subhannahu wa Ta’ala , artinya,

“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.” (QS. 78:24-25)

Wahai saudariku, ketahuilah bahwa surga itu diliputi dengan berbagai kesusahan dan segala hal yang dibenci nafsu, sedangkan neraka dihiasi dengan segala yang disenangi hawa nafsu.

5. Khawatir Nanti Aku Lepas Jilbab Lagi

Ada seorang muslimah yang mengatakan, “Kalau aku pakai jilbab, aku khawatir nanti suatu saat melepasnya lagi.” Saudariku, kalau seseorang berpikiran seperti anda, maka bisa-bisa dia meninggalkan seluruh atau sebagian ajaran agama ini. Bisa-bisa dia tidak mau shalat, tidak mau berpuasa karena khawatir nanti tidak bisa terus melakukannya.

Itu semua tidak lain merupakan godaan dan bisikan setan, maka hendaklah suadari mencari sebab-sebab yang dapat menjadikan anda selalu beristiqamah. Di antaranya dengan banyak berdo’a agar diberikan ketetapan hati di atas agama, bersabar dan melakukan shalat dengan khusyu’. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, artinya,
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. 2:45)

Jika saudari telah memegang teguh sebab-sebab hidayah dan telah merasakan manisnya iman maka saudari pasti tidak akan meninggalkan perintah Allah Subhannahu wa Ta’ala , karena dengan melaksanakan itu anda akan merasa tentram dan nikmat.

6. Aku Takut Tidak Ada Yang Menikahiku

Saudariku! Sesungguhnya laki-laki yang mencari istri seorang wanita yang bertabarruj, membuka aurat dan senang melakukan berbagai kemaksiatan maka dia adalah laki-laki yang tidak memiliki rasa cemburu. Dia tidak cemburu terhadap yang diharamkan Allah Subhannahu wa Ta’ala, tidak cemburu terhadapmu, dan tidak akan membantumu dalam ketaatan, menuju surga serta menyelamatkanmu dari neraka.

Jadilah engkau wanita yang baik, insya Allah Subhannahu wa Ta’ala engkau mendapatkan suami yang baik pula. Engkau lihat berapa banyak wanita yang tidak berhijab, namun dia tidak menikah, dan engkau lihat berapa banyak wanita berjilbab yang telah menjadi seorang istri.

7. Kita Harus Bersyukur

“Oleh karena kecantikan merupakan nikmat dari Allah Subhannahu wa Ta’ala, maka kita harus bersyukur kepada-Nya, dengan memperlihatkan keindahan tubuh, rambut dan kecantikan kita.” Mungkin ada di antara muslimah yang beralasan demikian.

Suadariku! Itu bukanlah bersyukur, karena bersyukur kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala bukan dengan cara melakukan kemaksiatan. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman,

“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka.” (QS. an-Nur:31)

Dalam firman-Nya yang lain,
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. (QS.al-Ahzab:59)

Nikmat terbesar yang Allah Subhannahu wa Ta’ala berikan kepada kita adalah iman dan Islam, jika anda ingin bersyukur kepada Allah maka perlihatkanlah kesyukuran itu dengan sesuatu yang disenangi dan diperintahkan Allah Subhannahu wa Ta’ala, di antaranya adalah dengan mememakai hijab atau jilbab. Inilah syukur yang sebenarnya.

8.Belum Mendapatkan Hidayah

Ada sebagian muslimah yang mengatakan, “Saya tahu bahwa jilbab itu wajib, namun saya belum mendapatkan hidayah untuk memakainya.” Kepada saudariku yang yang beralasan demikian kami katakan, “Bahwa hidayah itu ada sebabnya sebagaimana sakit itu akan sembuh dengan sebab pula. Orang akan kenyang juga dengan sebab, yakni makan. Kalau anda setiap hari meminta kepada Allah agar ditunjukkan ke jalan yang lurus, maka anda harus berusaha meraihnya.Di antaranya, hendaklah anda bergaul dengan wanita yang baik-baik, ini merupakan sarana yang sangat efektif, sehingga hidayah dapat anda raih dan terus-menerus terlimpah kepada ukhti.

9.Aku Takut Dikira Golongan Sesat

Ketahuilah saudariku! Bahwa dalam hidup ini hanya ada dua kelompok, hizbullah (kelompok Allah) dan hizbusy syaithan (kelompok syetan). Golongan Allah adalah mereka yang senantiasa menolong agama Allah Subhannahu wa Ta’ala, melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Sedangkan golongan setan sebaliknya selalu bermaksiat kepada Allah dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan ketika ukhti melakukan ketaatan, salah satunya adalah memakai hijab maka berarti ukhti telah menjadi golongan Allah ƒ¹, bukan kelompok sesat.

Sebaliknya mereka yang mengumbar aurat, bertabarruj, berpakaian mini dan yang semisal itu, merekalah yang sesat. Mereka telah terbius godaan syetan atau menjadi pengekor orang-orang munafik dan orang-orang kafir. Maka berbahagialah anda sebagai kelompok Allah Subhannahu wa Ta’ala yang pasti menang.

Jilbab atau hijab adalah bentuk ibadah yang mulia, jangan sejajarkan itu dengan ocehan manusia rendahan. Dia disyari’atkan oleh Penciptamu, kalau engkau taat kepada manusia dalam rangka bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala maka sungguh engkau akan binasa dan merugi. Mengapa engkau mau diperbudak oleh mereka dan meninggalkan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala Yang menciptakan, memberi rizki, menghidupkan dan mematikanmu?

Sumber: Buletin Darul Qasim, ” Wa man Yamna’uki minal hijab”, Dr Huwaidan Ismail

http://www.alsofwah.or.id
http://salafiunsri.blogspot.com/2010/04/tak-mau-berjilbab-alasan-dan-jawaban.html

Siapakah Yang Menyuruhmu Berjilbab?

Siapakah Yang Menyuruhmu Berjilbab?

Untukmu ukhti muslimah… kemana akan kau bawa dirimu? kepada gemerlapnya dunia? gemilaunya harta? atau pada ketampanan seorang pria? walaupun kau harus membuka hijabmu demi mendapat semua yang kau inginkan, maka kehinaan yang kau dapatkan!

Wahai Saudari Muslimah, siapakah yang munyuruhmu untuk berhijab?

Untukmu ukhti muslimah… kemana akan kau bawa dirimu? kepada kemuliaan jiwa? kepada keridhaan sang pencipta? atau mulianya menjadi bidadari surga? walaupun hinaan dan cacian yang harus kau terima demi menjaga hijab yang telah disyariatkan oleh agama, maka kebahagiaan yang akan kau dapatkan!

Katakan TIDAK pada gemerlapnya dunia! jika hijabmu harus terlepas karenanya

katakan TIDAK pada kemilaunya harta! jika hijabmu harus menjadi tebusannya

karena hijabmu, adalah benteng kemuliaan dirimu

bahwasannya yang menyuruhmu untuk berjilbab yang menyuruhmu untuk berbusana muslimah yang menyuruhmu ialah Allah dan Rasul-NYa dan konsekwensi kita sebagai seorang muslim maupun muslimah wajib untuk taat pada Allah Ta’ala karena Allah yang menciptakan kita Allah yang memberikan rizki pada kita Allah yang memberikan segalanya kepada kita Al-Qur’an menyuruh kita untuk berhijab Allah yang menciptakan kita yang menyuruh kita untuk berjilbab!

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang” (QS.al-Ahzab:59)

Jika seandainya manusia (wanita muslimah) tidak berbusana Muslimah, tidak berjilbab, maka manusia ini akan rusak dan hancur, akan binasa.”

Read more: http://radiorodja.com/705/siapakah-yang-menyuruhmu-berjilbab/#ixzz20bKS26sM

Jilbab Gaul: Berpakaian Tapi Telanjang (jilbab gaul bukanlah pakaian islami)

Jilbab Gaul: Berpakaian Tapi Telanjang (jilbab gaul bukanlah pakaian islami)

Pernahkah kita berpikir mengapa begitu banyak perempuan dan wanita muslim yang mengenakan ‘jilbab’, namun berpakaian sangat ‘provokatif,’ misalnya menampakkan lekuk-lekuk kemolekan tubuhnya? Fungsi jilbab yang semestinya diarahkan untuk menutupi aurat, seperti dada dan pinggul, justru malah diabaikan.

Sejatinya, penutup kepala seperti itu bukanlah jilbab dalam perspektif hijab yang disyariatkan Islam. Orang-orang lebih menyebutnya dengan “kerudung gaul”. Atau diistilahkan Milasari Astuti –dalam artikelnya di sebuah situs Islam— dengan istilah “jilbab cekek”, karena memang benar-benar hanya sebatas nyekek leher. Maksudnya, seorang perempuan muslim mengenakan kerudung yang menutupi kepala dan rambutnya, namun berpakaian tipis, transparan, atau ketat sehingga menampakkan lekuk tubuhnya. Semisal, kepala dibalut kerudung atau jilbab, namun berbaju atau kaos ketat, bercelana jean atau legging yang full pressed body, dan lain sebagainya.

Fenomena kerudung gaul atau jilbab cekek adalah fenomena yang sangat membingungkan bagi setiap muslim atau muslimah yang memahami ajaran Islam dengan benar. Ini mengingat, seorang perempuan atau wanita muslim yang mengenakan kerudung gaul, dalam benaknya dia ingin menutup aurat, namun juga ingin tampil pamer modis dan cantik.

Beberapa gelintir perempuan berkomentar, “Lho, masih mending memakai kerudung atau jilbab gaul, daripada tidak sama sekali?!” Yang lainnya menyatakan, “Ini kan masih belajar untuk menutup aurat.” Ya, kerudung gaul selalu dianggap lebih baik daripada tidak menutup aurat sama sekali. Atau juga dianggap sebagai sebuah proses belajar menutup aurat. Pernyataan-pernyataan tersebut sekilas tampak benar, namun sejatinya sungguh keliru. Karena seorang muslim diharuskan untuk menjalani setiap perintah syariat secara total atau kaffah.

Alih-alih menggunakan kerudung gaul untuk proses belajar menutup aurat, namun setelah itu terkadang lupa akan aturan syariat yang sebenarnya. Walaupun kemudian mereka sadar akan aturan yang sesungguhnya, namun kemudian sulit untuk berubah. Alih-alih dipandang sebagai sebuah kebaikan daripada tidak menutup aurat sama sekali, mereka justru beriman setengah-setengah.

….kerudung gaul tak ubahnya melecehkan syariat Islam dan sebagai bentuk penyaluran selera pribadinya semata. Mereka mengenakan simbol islami, tapi juga nggak mau meninggalkan mode yang sedang booming ….

Bagi para muslimah yang memahami benar ketentuan jilbab sesuai perintah teks Al-Qur‘an dan hadits, mengenakan kerudung gaul tak ubahnya melecehkan syariat Islam dan sebagai bentuk penyaluran selera pribadinya semata. “Maksudnya pengen mengenakan simbol islami, tapi juga nggak mau meninggalkan mode yang sedang booming saat ini. Akibatnya, dalam masalah kerudung aja mesti ada aturan main yang dibuatnya sendiri,” tulis salah seorang akhwat dengan id facebook Hilya Jae-hee, ketika mengomentari topik kerudung gaul.

Begitulah, bisa jadi, para wanita muslim berkerudung gaul berniat hendak menutup aurat, namun memiliki paradigma bahwa perempuan harus ‘mensyukuri’ keindahan tubuh yang telah Allah anugerahi, lalu memamerkannya kepada orang lain. Paradigma ‘bersyukur’ ini semakin meluas di negara-negara yang dikenal ketat menjaga tradisi keagamaan seperti di Timur-Tengah (Timteng). Lihat saja, kini sudah banyak majalah di negara-negara Timteng yang sampulnya memamerkan pose perempuan yang memperlihatkan perut dan bagian-bagian tubuh lainnya. Di luar negara-negara Timteng lainnya, sudah lebih parah dan berani lagi.

Bahkan lucunya, kini semacam ada pandangan yang menyatakan bahwa perempuan yang memilih untuk berjilbab panjang dan mengenakan gamis rapih, maka mereka akan kehilangan respek dari kaum lelaki. Padahal, ditilik dari sudut pandang Islam, perempuan dewasa yang tidak menutup aurat, justru merekalah yang akan kehilangan respek dari setiap muslim dan muslimah, dan kehilangan respek dari Allah tentunya.

Maraknya fenomena penggunaan kerudung gaul atau jilbab nyekek oleh para remaja putri dan wanita muslim, boleh jadi disebabkan pengetahuan mereka yang minim mengenai hijab (jilbab). Sehingga mereka hanya ikut-ikutan saja, sebab pemahaman keislamannya belum mumpuni. Atau mereka termakan berbagai propaganda musuh-musuh Islam yang ingin menggiring kaum muslimah keluar rumah dalam keadaan ‘telanjang’. Propaganda-propaganda yang menyimpulkan bahwa jilbab adalah pakaian adat wanita Arab saja, sampai kepada pelecehan dengan istilah pakaian tradisional. Hingga banyak dari kalangan kaum muslimah termakan olehnya dan meninggalkan jilbab yang syar’i.

Padahal, jilbab yang dikehendaki syariat bermakna milhâfah, berarti baju kurung atau semacam abaya yang longgar dan tidak tipis, atau kain (kisaa‘) apa saja yang dapat menutupi, atau pakaian (tsaub) yang dapat menutupi seluruh bagian tubuh. Di dalam kamus Al-Muhith dinyatakan bahwa ilbab itu laksana sirdab (terowongan) atau sinmar (lorong), yakni baju atau pakaian yang longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutupi pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung.

….jilbab yang dikehendaki syariat bermakna milhâfah, berarti baju kurung atau semacam abaya yang longgar dan tidak tipis yang dapat menutupi seluruh bagian tubuh….

Dalam kamus Ash-Shahhah, Al-Jauhari menyatakan, “Jilbab adalah kain panjang dan longgar (milhafah) yang sering disebut mula’ah (baju kurung). Makna jilbab seperti inilah yang diinginkan Allah ketika berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab: 59)

Para ulama pakar tafsir pun sepakat, jilbab syar’i bermakna sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada. Hal ini membuat seorang muslimah tampak elegan, santun, bermartabat, dan tentunya berkepribadian islami.

Jika seorang wanita muslimah memakai hijab (jilbab), secara tidak langsung dia berkata kepada semua kaum laki-laki, “Tundukkanlah pandanganmu, aku bukan milikmu serta kamu juga bukan milikku, tetapi aku hanya milik orang yang dihalalkan Allah bagiku. Aku orang yang merdeka dan tidak terikat dengan siapa pun, dan aku tidak tertarik kepada siapa pun, karena aku jauh lebih tinggi dan terhormat dibanding mereka yang sengaja mengumbar auratnya supaya dinikmati oleh banyak orang.”

Sementara seorang wanita muslim yang mengenakan kerudung gaul atau jilbab nyekek, ber-tabarruj atau pamer aurat dan menampakkan keindahan tubuh di depan kaum laki-laki lain, akan mengundang perhatian laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Secara tidak langsung dia berkata, “Silahkan kalian menikmati keindahan tubuhku dan kecantikan wajahku. Adakah orang yang mau mendekatiku? Adakah orang yang mau memandangiku? Adakah orang yang mau memberi senyuman kepadaku? Atau manakah orang yang berseloroh “Aduhai betapa cantiknya?”

….Wanita yang mengenakan kerudung gaul itu pamer aurat dan keindahan tubuh di depan kaum laki-laki lain. Mereka mengundang perhatian laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba….

Setiap laki-laki pun sontak berebut menikmati keindahan tubuhnya dan kecantikan wajahnya. Mata mereka akan menelanjanginya dari atas hingga mata kaki. Sehingga membuat laki-laki terfitnah, maka jadilah dia sasaran empuk laki-laki penggoda dan suka mempermainkan wanita.

Inilah mengapa para pengguna kerudung gaul diibaratkan berpakaian namun telanjang. Hal ini sebagaimana disinyalir Rasulullah dalam sabda beliau, “Dua golongan dari ahli neraka yang tidak pernah aku lihat: seorang yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang dia memukul orang-orang, dan perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggok-lenggok, kepalanya bagaikan punuk onta yang bergoyang. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya, sekalipun ia bisa didapatkan sejak perjalanan sekian dan sekian. (HR. Muslim)

Ketika ditanya mengenai sabda Nabi: “Berpakaian tapi telanjang”, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjawab, “Yakni wanita-wanita tersebut memakai pakaian, akan tetapi pakaian mereka tidak tertutup rapat (menutup seluruh tubuhnya atau auratnya).”

Ibnu ‘Abdil Barr mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun (berpakaian namun telanjang) adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Lihat: Jilbab Al-Mar‘ah Muslimah, 125-126).

….Rasulullah bersabda bahwa wanita berpakaian tapi telanjang (kasiyatun ‘ariyatun) itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya….

Al-Munawi, dalam Faidh Al-Qadir, mengatakan mengenai makna ‘berpakaian namun telanjang’, “Senyatanya memang wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia telanjang. Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang tipis sehingga dapat menampakkan kulitnya. Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya, namun tidak mau mengenakan pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun enggan untuk bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian, namun kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya.”

Hal senada juga dikatakan oleh Ibnul Jauzi yang berpendapat bahwa makna kasiyatun ‘ariyatun ada tiga makna. Pertama, wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia telanjang. Kedua, wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang. Ketiga wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur kepada-Nya.

Kesimpulannya, wanita berpakaian telanjang adalah wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya, atau memakai pakaian ketat, sehingga terlihat lekuk tubuhnya, dan wanita yang membuka sebagian aurat yang wajib dia tutup.

PAKAIAN ISLAMI BAGI WANITA (TIGA SYARAT HIJAB)

Ada beberapa syarat yang harus dipahami remaja putri dan wanita muslim ketika hendak mengenakan hijab atau jilbab syar’i, sebagaimana dilansir situs Islam www.alsofwah.or.id.

PERTAMA, hendaknya menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikit pun, selain yang dikecualikan karena Allah berfirman, “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang biasa nampak.” (An-Nur: 31)

KEDUA, hendaknya hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram. Agar hijab tidak memancing pandangan kaum laki-laki, maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Hendaknya hijab terbuat dari kain yang tebal, tidak menampakkan warna kulit tubuh (tidak tipis/transparan).

2. Hendaknya hijab tersebut longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota tubuh. (tidak ketat)

3. Hendaknya hijab tersebut tidak berwarna-warni dan tidak bermotif.

Hijab bukan merupakan pakaian kebanggaan dan kesombongan, karena Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mengenakan pakaian kesombongan (kebanggaan) di dunia maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan nanti pada Hari Kiamat kemudian dibakar dengan Neraka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, dan hadits ini hasan).

Hendaknya hijab tersebut tidak diberi parfum atau wewangian berdasarkan hadits dari Abu Musa Al-Asy’ari, dia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Siapa pun wanita yang mengenakan wewangian, lalu melewati segolongan orang agar mereka mencium baunya, maka dia adalah wanita pezina.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa‘i dan At-Tirmidzi, dan hadits ini Hasan).

….Hendaknya pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian kaum wanita kafir….

KETIGA, hendaknya pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian kaum wanita kafir, karena Rasulullah bersabda, sebagaimana diriwayatkan Abu Dawud dan Ahmad, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian dari mereka.”

Rasulullah juga mengutuk seorang laki-laki yang mengenakan pakaian wanita dan mengutuk seorang wanita yang mengenakan pakaian laki-laki. Wallahu ‘Alam.

[ganna pryadha/voa-islam.com]

http://www.voa-islam.com/teenage/smart-teen/2010/10/22/11191/jilbab-gaul-berpakaian-tapi-telanjang/

MENGENAL GANGGUAN JIN/SIHIR DAN CARA MENGATASINYA

MENGENAL GANGGUAN JIN/SIHIR DAN CARA MENGATASINYA

Sihir adalah Ilmu setan yang harus diwaspadai oleh setiap manusia karena begitu banyak kehancuran hidup manusia yang disebabkan oleh sihir. Ada sihir yang sengaja dilakukan oleh setan sendiri dan ada juga yang dilakukan oleh setan atas permintaan ahli sihir. Ada berbagai macam sihir dan yang akan ditulis di sini hanyalah sihir yang berkaitan dengan maksud dan tujuan buku ini. Dikembangkan dari buku berjudul “SIHIR DAN PENGOBATANNYA SECARA ISLAMI” karya Syaikh Wahid Abdusalam Bali. diterbitkan oleh Robbani Press

MASUKNYA SETAN KE DALAM TUBUH MANUSIA

# Dalam keadaan sangat ketakutan
# Dalam keadaan sangat marah
# Dalam keadaan sangat lalai
# Dalam keadaan gejolak nafsu syahwat

Sihir Perceraian. Macam-macamnya :

# Pemutusan hubungan antara seseorang dengan ibunya

# Pemutusan hubungan antara seseorang dengan bapaknya

# # Pemutusan hubungan antara seseorang dengan saudaranya

# Pemutusan hubungan antara seseorang dengan temannya

# Pemutusan hubungan antara seseorang dengan mitranya dalam perdagangan atau lainnya

# Pemutusan hubungan antara seseorang dengan istrinya. Jenis ini paling berbahaya dan paling banyak tersebar

Gejalanya :

# Berubahnya keadaan secara mendadak, dari cinta menjadi benci

# Banyak terjadi saling meragukan antar keduanya

# Tidak meminta maaf

# Memperbesar sebab perselisihan, sekalipun sangat sepele

# Terbaliknya gambaran seorang suami di mata istrinya atau sebaliknya. Sehingga suami melihat wajah istrinya sangat jelek, sekalipun sebenarnya termasuk wanita paling cantik. Pada hakikatnya setan yang melakukan sihir itulah yang tergambar di wajahnya dalam rupa yang jelek. Demikian pula sang istri, melihat suaminya dalam wajah yang menakutkan.

# Orang yang tersihir membenci setiap perbuatan yang dilakukan pihak lain (pasangannya, mitra kerjanya, teman satu Geng-nya, dsb)

# Orang yang tersihir membenci tempat tinggal pihak lain, misalnya istri melihat suami di luar rumah dalam keadaan jiwa yang baik tetapi ketika masuk rumah, dia merasa sumpek berat

Sihir Gila.

gejalanya :

# Melantur, bengong dan lupa berat

# Kacau dalam pembicaraan

# Mata melotot

# Tidak bisa tenang di suatu tempat

# Tidak bisa melanjutkan pekerjaan tertentu

# Tidak memperhatikan penampilan (cuek)

# Dalam keadan-keadaan berat, pergi berjalan tidak tahu ke mana dan kadang-kadang tidur di tempat-tempat sunyi

Sihir suara panggilan.

Gejalanya :

# Mimpi-mimpi menakutkan

# Mimpi seolah-olah ada orang yang memanggilnya

# Mendengar suara-suara yang berbicara kepadanya dalam keadaan jaga tetapi tidak melihat orangnya

# Banyak was-was atau keraguan

# Banyak meragukan teman dan orang-orang yang dicintainya

# Mimpi seolah-olah akan jatuh dari tempat yang tinggi

# Mimpi melihat binatang yang mengejarnya

Sihir Lesu.

gejalanya :

# Suka menyendiri

# Menutup diri sepenuhnya

# Diam terus

# Tidak suka berbagai pertemuan

# Pikiran melantur

# Selalu pusing

# Selalu santai, lelet dan lesu

Para tukang sihir bekerja siang dan malam untuk merusak dan menimbulkan kerusakan demi mendapatkan imbalan beberapa rupiah dari orang-orang yang lemah jiwa dan para penjahat yang mendengki saudara-saudara merekadari kaum Muslimin. Mereka merasa senang dan puas melihat saudara-saudaranya menderita dan tersiksa akibat sihir. Tukang Sihir dan Setan adalah dua sejoli yang bertemu dalam rangka bermaksiat kepada Allah.

Namun orang yang paling dekat dengan setan adalah orang yang paling depan merasakan sifat buruk setan. jika Anda kenali tukang sihir lebih dekat maka Anda akan menyaksikan kehidupannya berada dalam kesengsaran jiwa dalam hidup bersama istri, anak-anaknya ataupun terhadap dirinya sendiri. Ia tidak bisa tidur tenang, bahkan merasakan kecemasan dalam tidurnya berkali-kali, di samping bahwa setan-setan itu sering menyakiti anak-anak dan istrinya dan menimbulkan pertengkaran di antara mereka. Maha benar Allah Berfirman:

“Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah keuntungan baginya di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui”. (QS. Al-Baqarah : 102)

Wahid Abdussalam Bali berpendapat bahwa : ”jin yang ditugasi melakukan sihir masuk ke dalam jasad orang yang disihir dan berpusat di otaknya- sebagaimana tugas yang diberikan tukang sihir kepadanya- kemudian menekan sel-sel otak yang berkaitan dengan daya fikir dan daya ingat, atau dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu terhadapnya dengan cara yang tidak diketahui kecuali oleh Allah. Saat itulah muncul gejala-gejala tersebut pada orang yang disihir”.

Untuk sementara, penyusun membagi Psikotik ke dalam tiga Tipe. Pertama, Tipe Aktif. Psikotik yang aktif sibuk dengan imajinasinya. Mereka tertawa, menangis, tunjuk sana tunjuk sini dan setan menjadi narrator untuk imajinasinya; Kedua, Tipe Pasif. Psikotik yang pasif sibuk berkomunikasi dengan setan dalam pikirannya sendiri atau sibuk mendengarkan ocehan setan. mereka diam, bengong, dan tidak banyak bergerak; Ketiga, kombinasi dari kedua tipe di atas. Ada pun cara setan menghilangkan kesadaran dan merusak otak kita :

# Mereka berbicara terus menerus

# Mereka berbicara kemudian temponya diperlambat, lambat, semakin lambat, semakin lambat

# Mereka berbicara dan memotong dengan tiba-tiba sebagian kata dalam suatu kalimat

# Mereka berbicara dan mengulang-ulang kata pada akhir kalimat

# Untuk merusak otak kita, mereka berbicara kemudian temponya diperlambat, lambat, semakin lambat, kemudian membentak sekuat mungkin; atau membentak di setiap akhir kalimat

Agar otak kita ”panas”, setan kesatu memberi perintah sambil memberitahu akibatnya jika kita tidak menuruti perintahnya. Setan kedua melarang kita menuruti perintah setan kesatu sambil memberitahu akibatnya kalau menuruti perintah setan kesatu. Sedangkan setan ketiga menyuruh kita menuruti perintah setan kesatu sekaligus -pada waktu yang sama- menuruti larangan setan kedua sambil menakut-nakuti. Kita pun bingung, pusing, otak mulai ”panas” dan semakin lama semakin ”panas”. Teknik ini bisa membuat gila dalam waktu tiga hari. Sangat cocok untuk orang yang terlalu percaya pada ramalan dan terlalu mempercayai informasi dari setan. Wallahu a’lam.

http://www.konsultasiruqyah.wordpress.com/

======================

Tanda-tanda Orang Yang Terkena Gangguan Jin, Setan, Kesurupan, Kerasukan, Atau terkena Sihir

Gejala waktu terjaga. Di antaranya adalah :

-Badan terasa lemah, loyo dan tidak ada gairah hidup

-Berat dan malas beraktifitas

-Banyak mengkhayal dan melamun, senyum dan bicara sendiri, tiba-tiba menangis atau tertawa tanpa sebab

-Pikiran melayang-layang, Cemas dan gelisah.

-Banyak makan tapi tidak kenyang-kenyang atau tidak makan tetapi fisiknya kuat sekali, walau tanpa dopping atau suplemen energi

-Emosional, mudah marah dan membesar-besarkan masalah, memusingkan masalah kecil.

-Sakaw dan Sugesti untuk menggunakan narkoba kembali

-Kesurupan atau tersumbatnya syaraf-syaraf

-Berteriak-teriak atau memaki-maki dengan kata-kata kotor dan tidak pantas (Tourette Syndrome)

-Asal bicara, tidak peduli perasaan orang lain. Merasa bingung, merasa hidup ini serba salah.

-Berjalan jauh tanpa tujuan, obsesif-kompulsif, sering mengajak berdebat sambil menahan emosi, selalu menyalahkan orang lain atau mencari kesalahan orang lain.

-Curiga berlebihan pada orang lain (Paranoid), Phobia.

-Perasaan berdosa yang berlebihan, merasa terkutuk, putus asa menjadi orang yang baik, banyak bicara tentang kebaikan namun tidak mengamalkannya, merasa diri serba bisa dan merasa diri manusia pilihan.

-Muncul rasa was-was sewaktu berwudhu atau sholat

-Pembicaraan melantur, Ambivalensi, menceritakan sesuatu yang tragis sambil tertawa, menceritakan aib diri sendiri dan aib orang lain.

-Bisa melihat jin dan sensitive akan keberadaan jin di sekitarnya, berkomunikasi dengan setan dalam musik, menggerak-gerakkan anggota tubuh jika mendengar musik, Perasaan bahagia ketika musik kesukaannya diputar, suka menjulurkan lidah.

-Benci melihat orang shaleh (taat beragama) dan kebenciannya lebih besar terhadap para pendosa.

-Merasa diri menjadi pusat perhatian terutama jika dilanjutkan dengan membuka aurat, bangga berlebihan ketika dipuji, selalu mencari perhatian orang lain, Pamer harta secara abnormal, usia tua tapi penampilan dan gaya hidup seperti anak kecil.

-Menirukan gerakan-gerakan binatang tanpa disadari, menirukan kata-kata orang lain (Echolalia), menirukan gerakan-gerakan orang lain (Echopraksia).

-Sering merasa ada getaran, hawa dingin atau panas, kesemutan, berdebar dan sesak napas saat membaca Al-qur’an

### Gejala waktu tidur. Di antaranya adalah:

-Banyak tidur dan ngantuk berat, atau sulit tidur tanpa sebab

-Sering tindihan (tidak bisa bergerak waktu tidur) dan mengigau dengan kata-kata kotor

-Melakukan gerakan-gerakan aneh, seperti mengunyah dengan keras sampai beradu gigi

-Sering mimpi buruk dan seram atau seakan-akan jatuh dari tempat yang tinggi

-Mimpi melihat binatang-binatang seperti ular, kucing, anjing, singa, serigala yang seakan-akan menyerangnya

-Mimpi ditemui jin yang mengaku arwah nenek moyang atau tokoh tertentu

-Saat tidur seperti ada yang mencekik lehernya atau menggelitikinya atau menendangnya

========================================

waspadalah ! apakah anda pernah merasakan gejala sihir ini

Jika kita mau melihat dan menkaji, dan mengambil pelajaram dari Al Quran dan Hadits-hadits Sahih serta tingkah laku manusia maka kita akan mendapatai bahwa sihir itu bermacam-macam, ringkasnya seperti berikut :

1. Sihir Tafriq (memisahkan seseorang dengan istrinya)
2. Sihir Mahabbah (sihir cinta)
3. Sihir takhyil (berkhayal)
4. Sihir Junun (kegilaan)
5. Sihir khumul (stress)
6. Sihir hawatif (mimpi buruk dan suara tanpa rupa)
7. Sihir marodh (sakit/penyakit)
8. Sihir Nazif (pendarahan)
9. Sihir ta’thil zawaj (menghalangi pernikahan)
Penjelasan singkatnya seperti ini :

1. Sihir Tafriq (memisahkan seseorang dengan istrinya)

a. Dalil dari al Quran
(QS al Baqoroh : 102)
Artinya : “ maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang suami dan isterinya”

b. Dalil dari Sunnah
c. Definisi sihir tafriq :
Adalah perbuatan sihir yang dimaksudkan untuk memisahkan antara suami istri atau untuk menghembuskan rasa tidak suka diantara dua orang yang bersahabat atau diantara dua orang yang menjalin suatu perjanjian.

d. Sebab-sebab tejadinya sihir tafriq:
Ibnu Katsir mengatakan bahwa sebab terjadinya perceraian diantara suami dan istri akibat sihir adalah hal-hal yang dibayangkan secara khayal oleh suami atau istri terhadap pasanganya. Dan sifat buruk apabila dipandang atau perilakunya yang jelek atau hal lainya yang mengakibatkan terjadinya perceraian/perpisahan.

e. Macam-macamnya:
– Memisahkan seseorang dengan ibunya, ayahnya, saudaranya, temannya dan tetangganya.
– Memisahkan dua orang yang menjalin akd dalam hubungan sihir.
– Macam yang paling berbahaya adalah memisahkan atau mencaraikan abtara suami dan istri.

f. Tanda-tandanya :
– terjadi pertubahan yang drastic, yang semula mencintai kemudian membenci dan munculnya keraguan diantara keduanya.
– Membesarnya sebab-sebab perselisihan meskipun hanya pada hal-hal yang sepele
– Berubahnya perangan suami dimata istrinya, dan berubahnya peangan istri dimata suaminya, sehingga seorang suami melihat istrinya dalam rupa yang jelek dan demikian pula sebaliknya.
– Orang yang terkena sihir menjadi tidak suka terhadap setiap perbuatan yang dilakukan oleh orang lain, demikin juga tempat dimana dia duduk disitu.

g. Bagaimana terjadinya:
Seseorang yang menyihir itu biasanya mengambil nama orang yang akan disihirnya dan nama ibunya, demikian juga dia mengambil benda-benda yang menempel pada tubuhnya atau sesuatu yang dipakainya seperti rambut, baju, dan saputanganya. Apabila dengan cara ini tidak berhasil, maka dia akan menggunakan cara lain yaitu dengan meniupkan sihirnya kedalam air kemudian dia berupaya agar orang yang akan disihirnya itu melangkah diatas air tersbut atau agar air yang sudah ditiup dengan sihirnya itu diletakan dalam makanan dan minumanya.

h. Terapi dan pengobatanya:
Akan dibahas dalam bab terapi dan penyembuhan dari gangguan sihir.

2. Sihir Mahabbah (sihir cinta)
a. Dalilnya: alhadits
Artinya :
“dari Abdullah bin mas’ud, ia berkata: ”saya mendengar Rasulullah AW bersabda: “ sesungguhnya ar-ruqo (jampi-jampi), tamaim (jimat-jimat), dan tiwalah (pengasihan) itu adalah syirik”.

Ar-ruqo yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah segala macam jampi/mantra selain ayat-ayat alqur’an atai doa dan dzikir yang sahih dan disyariatkan. Sebagaimana hadits Nabi SAW :
“tidak mengapa (menggunakan) ruqyah (doa-doa) selama tidak ada syirik didalamya”

b. Tanda-tandanya:
– Rasa ketertarikan dan cinta yang berlebihan hingga tidak sabar lagi untuk menahanya.
– Rasa senang yang terlalu hingga menyebabkan keinginan untuk memperbanyak jimak (hubungan sexual).
– Rasa kerinduan yang mengebu-gebu untuk melihat wanita dan segala keinginanya.

c. Sebab-sebabnya:
– Munculnya konflik antara suami istri
– Ambisi seorang wanita mencintai suaminya secara berlebihan hingga membahayakan dirinya.
– Ambisi wanita terhadap harta suaminya, meskipun ia sudah kaya.
– Kekhawatiran seorang waita terhadap suaminya apabila kawin lagi.

d. Bagaimana terjadinya terjadi sihir mahabbah itu:
Siwanita tersebut pergi ke tukang sihir untuk melakukan sihir untuknya sehingga dapat mempengaruhi suaminya dan ini menunjukan kelemahan imanya dan minimnya agamanya serta kebodohan terhadap tuhanya, kemudian tuakng sihir tersebut meminta kepadanya benda yang dipakai suaminya seperti baju, sapu tangan atau kopiahnya, dengan syarat benda itu bukanlah yang baru dan mengandung keringatnya. Kemudian tukang sihir itu mengambil benang dari pakaian itu kemudianmeniupnya dan mengikatnya, setelah itu dia diperintahkan kepada wanita tersebut untuk menanamnya ditempat yang terang. Atau tukang sihir itu melakukan sihirnya dengan meletakanya didalam air atau makanan. Sihir yang paling jahat dan membahayakan adalah apa yang dinamakan dengan “sihir hitam”m yaitu sihir yang dibuat dari benda-benda najis, darah haid, dan nifas.

e. Sihir mahabbah dapat berbalik pengaruhnya
– Kadang-kadang sihir mahabah itu bisa berbalik menjadi sihir kebencian, sehingga seseorang menjadi benci kepad semua wanita, termasuk istrinya, dan terkadang sampai menceraikanya.
– Kadang-kadang suami bisa sakit disebabkan karenanya, karena bisa jadi mengandung barang-barang najis
– Kadang-kadang pada tingkat tertentu, seseorang dapat membenci semua wanita, termasuk ibunya sendiri, saudara perempuanya, bibinya, dan wanita lainya.

3. Sihir Takhyil

a. Dalilnya : QS al araf : 115 – 122 dan QS Toha : 65-66
b. Tanda-tanda sihir takhyil:
– Hal-hal yang sebenarnya dibalikan (dengan sihir) sehingga seseorang malihat sesuatu yang sangat kecil manjadi besar, dan sebaliknya.
– Sesuatu yang diam terlihat bergerak-gerakdan sesuatu yang bergerak terlihat diam, sebagaiman diceritaka dalam ayat diatas.

c. Bagaimana sihir takhyil terjadi :
Seorang penyihir mula-mula menghadirkan sesuatu yag telah diketahui oleh masyarakat banyak. Kemudian dia baca mantra-mantra syiriknya untuk meminta pertolongan kepada syaithon-syaiton yang telah tunduk kepadanya untuk melakukan hal menjadi keinginanya, sehingga masyarakat melihat hal itu bukan sebagaimana bentuk aselinya.
Mereka para penyihir itu dikenal orang-orang yang lihai membnuat orang terbayang-bayang dan hal ini sekaranhg dinamakan sirus atau sulap.

d. Cara membatalkan (menghilangkan) sihir takhyil
Sangat mudah, yaitu denga membaca ayat-ayat pengusir syaitan secara umum seperti: membaca ayat kursi, adza, dzikir-dzikir pengusir syaitan, mambaca basmalah. Hal itu dapat dilakukan jika yang membacanya dalam kondisi telah berwudhu.

4. Sihir Junun (kegilaan)

a. Dalilnya
Dari kharijah bin as Sholt dari pamanya, sesungguny ia (pamanya) datang kepada Nabi saw untuk masuk islam, kemudian ia kembali pulang. Ketika melewati suatu kaum, ditengah-tengah mereka terdapat seseorang gila dan diikat dengan besi, keluarganya berkata: “sesungguhnya kita ingin menyampaikan suatu berita bahwa temanmu (Muhamad saw) telah datang dengan membawa berita (wahyu), apakah kalian memeili sesuat yang dapat mengobati?” maka aku meruqyahnya dengan surat al fatihah, sehingga ia sembuh lalu memberiku hadiah berupa 100 ekor kambing, kemudian aku datang kepada Nabi SAW memberitakan hal ini kepadanya. Nabi bertanya : “ apakah kamu membaca selain ini (al fatihah) ?”, aku berkata “tidak”. Nabi bersabda : “ ambilah 100 ekor kambing itu. Sungguh celaka apabila seorang makan dari ruqyah yang bathil (syirik), dan sungguh beruntung engkau karena engkau makan dari ruqyah yang haq (benar).
Dalam riwayat lain dikatakan: kemudian dia meruqyah orang itu dengan surat al fatihah selama tiga hari, pagi dan sore, setiap selesai membacanya dia kumpulkan ludahnya lalu meniupkanya (kepada yang sakit).

b. Tanda-tanda sihir junun (gila) :
– Lari (keluar dari rumah), pikiranya linglung dan pelupa berat
– Berbicara tidak teratur
– Matanya terbelalak, memandang kemana-mana
– Tidak bisa diam dan tenang disuatu tempat dan tidak bisa diam melakukan aktifitas tertentu
– Tidak peduli pada penampilanya
– Pada kondisi yang parah, tiba-tiba ia bangkit, tidak tau entah kemana akan pergi bahkan terkadang ia tertidur di tempat-tempat terpencil.

c. Bagaiman sihir junun (gila) ini terjadi:
Sihir itu dimasukan oleh tukang sihir kedalam tubuh korban dan menguasai otaknya, hingga ia menekan sel-sel otak yang berfungsi untuk berfikir dan mengingat atau memalingkan fikiran orang tersebut, dengan hal-hal yang diketahui oleh Allah SWT. Ketika tulah muncul tanda-tanda diatas.

5. Sihir Khumul (stress)

a. Tanda-tanda Sihir khumul (stress) :
– Suka menyendiri
– Mengisolir diri secara penuh dan tidak mau bergaul denga orang lain
– Selalu diam
– Hilang ingatan
– Pusing terus menerus
– Diam dan tenang

b. Proses terjadinya :
Sihir ini dilakukan oleh seorang tukang sihir denga mengirimkan jin kepada korbanya dan memerintahkanya untuk menguasai akal pikiranya sehingga si korban akan menyendiri dan menjauh dari orang banyak. kemudian jin itu melakukan perintah si tukang sihir sesuai dengan kemampuanya sehingga akan muncul tanda-tanda pada si korban dengan kuat atau lemahnya jin tersebut.

6. Sihir Hawatif (mimpi atau suara tanpa rupa)

a. Tanda-tanda sihir hawatif :
– Mimpi-mimpi yang menakutkan
– Melihat dalam mimpinya seakan-akan ada orang yang memangggilnya
– Mendengar suara-suara yang berbicara denganya dalam kondisi sadar, tetapi ia tidak melihat seorang pun
– Merasa was-was yang berlebihan
– Merasa ragu terhadap teman-teman dan shabat
– Melihat dalam mimpinya seakan-akan dian jatuh dai tempat yang tinggi
– Melihat binatang-binatang mengusirnya ketika sedang tidur

b. Bagaimana Sihir Hawatif itu terjadi?
Seorang tukang sihir biasanya mengirimkan jin dan memeberikan tugas utnk mengganggun orangtersebut ketika sedang tisur atau dalam kondisi terjaga. Mungkin dengan bentuk binatang-binatang buas atau suara orag-orang telah dikenal orang yang sakit atau dengan suara-suara aneh. Sehingga menbuatnya ragu terhadap teman yang dekat maupun jauh reaksi dan tanda-tandanya akan berbeda tergantung kuat dan lemanya sihir. Bahkan hal tersebut bisa menyebabkan manjadi gila atau menjadi lemah hingga hilangnya gangguan.

7. Sihir Maridh (sakit)

a. Tanda-tandan sihir sakit :
– Sakit terus menerus (permanen) pada salah satu anggota tubuh
– Gangguan-gangguan syaraf
– Lumpuh pada salah satu organ tubuh
– Tidak berfungsinya slah satu dari panca indera
Ket : sebagian dari tanda-tanda tersebut mirip dengan tanda-tanda penyakit syaraf atau sendi. Untuk bisa membedajan antara keduanya diketahui dengan cara membacakan ruqyah keopada si pasien. Jika ia merasakan sakit ketika dibacakan ruqyah seperti merasa bingung atau aanya getaran-getaran di ujung jari jemarinya, merasa pusing atau ada perubahan pada fisiknya. Apabila pasien merasakan salah satu dari hal tersebut maka dia telah terkena sihir. Jika tida maka ia terkena penyaklit fisik, cukup dengan terapi dari dokter (medis).
b. Bagaimana sihir ini terjadi :
Seoarng tukang sihir mengirimkan jin kepada orang yang ingin disihirnya, kemudia jin itu bertempat diotaknya hingga ia tinggal pada pusat pendengaran atau penglihatan atau disaraf tangan atau kaki dan ketika hal tersebut terjadi maka ada tiga kemungkinan sebagai berikut:
– Mungkin akan menyebabkan organya tidak berfungsi sama sekali. Sehingga orang tersebut terkena kebutaan, lumpuh, tuli, atau bisu tidak bisa berbicara.
– Mungkin akan menyebabkan organnya tida berfungsi namun terkadang bisa berfungsi
– Dan mungkin jin itu bisa menjadikan otak orang tersebut memberikan isyarat-isyarat yang cepat dan terus menerus tanpa ada penyebab apa-apa, sehingga ada aorgan tubuhnya yang tertahan dan tidak bisa bergerak.
Allah Ta’ala berfirman dalam QS Al Baqoroh: 102
Artinya : “ mereka tidak akan dapat membahayakan kecuali atas seizing Allah”
Berdasarkan ayat ini maka Allah Ta’ala telah menetapkan bahaya yang terjadi pada orang yang disihir, tetapi tetap berhubungan dengan kehendak Allah ta’ala, maka tidak perlu merasa heran terhadap semua itu.
8. Sihir Nadzif ( istihadhoh/pendarahan)

a. Maknanya :
Ahli fiqih sering menyebutnya istihadoh, dan para dokter menyebutnya”nadzaf” (pendarahan)
Ibnu Atsir berkata “istihadoh adalah darah yang keluar secara terus menerus dari alat kelamin wanita setelah hari-hari haid yang sudah rutin”.
Pendarahan ini kadang berlangsung selama sebulan, kadang banyak kadang sedikit keluarnya.

b. Terjadinya Sihir Nadzaf ini
Jenis dari sihir ini terjadi pada selain wanita, caranya seorang penyihir itu mengirimkan jin untuk menguasai wanita yang hendak disihirnya dan ia memerintahkan jin tersebut untuk menurunkan pendarahan pada wanita tersebut. Kemudian jin itu akan masuk kedalam tubuh wanita tersebut dan berjalan melalui pembuluh darah. Nabi SAW besabda “syetan itu berjalan pada diri manusia melalui tempat mengalirnya darah” . ketika jin itu sampai pada bagian tertentu di rahim maka dia meloncat dengan kuat sehingga mengalirkan darah. Ketika Nabi SAW ditanya oelh Himmah binti Jahsy tentang istihadoh, beliau menjawab: “ sesunggunya istihadoh itu adalah goncangan diantara goncangan-goncangan syaitan”.

9. Sihir Ta’thil Zawaj (tidak mau menikah)

a. Bagaiman sihir ini terjadi :
Seseorang yang iri dan dengki ingin membuat sihir (tipu daya) pergi ke tukang sihir yang jahat dan meminta pertolongan kepadanya untuk membuatkan sihir yang ditujukan kepada seorang gadis putrid seseorang agar tidak dapat menikah, kemudian tukang sihir meinta dirinya nama gadis tersebut dan nama ibunya serta salah satu pakaian bekasnya, kemudian dia melakukan sihirnya dengan memerintahkan kepada salah satu jin atau lebih untuk menyertai gadis itu, hingga ia bisa masuk kedalam tubuhnya untuk memepengaruihi gadis itu sehingga ia mengalami salah satu dari empat kondisi sebagai berikut :
– Rasa takut yang berlebihan
– Marah yang memuncak
– Lupa berat
– Hilangnya syahwat
Dalam hal ini jin melakukan tugasnya diantara dua keadaan sebagai berikut :
– Mungkin jin it masuk ke tubuh gadis itu sehingga gadis itu merasa sempit (tidak nyaman dan tidak bisa menerima) calon suami yang datang untuk melamarnya.
– Mungkin jin itu tidak bisa masuk ke tubuh gadis itu sehingga dia menggunakan sihir takhyil dai luar dimana seakan-alkan terlihat oleh laki-laki itu bahwa gadis itu kelihatan jelek, jin mengganggunya dengan cara seperti itu dan dia lakukan juga kepada si gadis.
Pada saat sihir itu beraksi dengan hebatnya maka seseorang yang ingin melamar gadis itu , ketika akan memasuki pintu rumahnya ia merasa tidak enak dan tidak nyaman sehingga hidup ini tampak gelap dalam raut wajahnya, seakan-akan dia berada dalam penjara sehingga ia tidak akan kemali lagi.

b. Tanda-tanda Sihir Ta’thil Zawaj :
– Dari waktu ke waktu merasa pusing, dan tidak bisa hilang meskipun sudah minum obat.
– Dada terasa sempit (sesak) mulai ba’da ashar hingga tengah malam
– Melihat gadis yang dilamar dalam penampilan buruk (tidak menarik)
– Terlalu banyak berangan-angan
– Disaat tidur terasa pusing dan gagap
– Terkadang merasa sakit yang terus-menerus di lambung
– Terasa sakit pada bagian tulang punggung bawah.

sumber : http://klinikruqyah.blogspot.com/2010/01/waspadalah-apakah-anda-pernah-merasakan_05.html

Percakapan Tentang jilbab 2

  • A: “Saya sangat lelah.”
  • B: “Lelah kenapa?”
  • A: “Lelah karena orang-orang tersebut selalu menghakimi saya.”
  • B: “Siapa yang menghakimi kamu?”
  • A: “Perempuan itu, setiap saya duduk dengannya, dia selalu menyuruhku untuk memakai Hijab.”
  • B: “Ohh.. Hijab dan Musik. Itu selalu menjadi tema utama.”
  • A: “Yah..! Saya mendengarkan musik tanpa memakai Hijab. Haha!”
  • B: “Mungkin dia hanya sekedar memberimu saran.”
  • A: “Saya tidak butuh nasehatnya. Saya tahu agama saya. Bisa gak sih dia gak ikut campur urusan orang lain?!”
  • B: “Mungkin kamu salah paham. Dia hanya mencoba berbuat baik kepadamu.”
  • A: “Tidak mencampuri urusan saya, itu baru namanya berbuat baik..”
  • B: “Sudah menjadi kewajiban dia untuk menasehatimu agar melakukan hal yang baik.”
  • A: “Percaya dengan saya! Gak perlu ada anjuran seperti itu, lagipula apa yang kamu maksud dengan ‘baik’?”
  • B: “Hmm… memakai Hijab, itukan satu hal yang baik untuk dilakukan.”
  • A: “Siapa yang bilang?”
  • B: “Ada di Al-Qur’an, bukan begitu?”
  • A: “Yaah.. Dia juga telah mengutipnya.”
  • B: “Dia mengutip surat Nur dan ayat lain kan?”
  • A: “Iya sih. Tapi itukan bukan dosa besar. Menolong orang dan sholat lebih penting.”
  • B: “Benar. Tapi hal-hal besar dimulai dari hal-hal yang kecil.”
  • A: “Benar juga sih. Tapi apa yang kamu pakai itu tidak penting. Yang penting itu memiliki hati yang baik.”
  • B: “Apa yang kamu pakai tidak penting?”
  • A: “Yup..”
  • B: “Kalau begitu buat apa kamu menghabiskan waktu satu jam dipagi hari untuk berdandan?”
  • A: “Apa maksudmu?”
  • B: “Kamu menghabisakan uang untuk kosmetik, dan menghabiskan waktu untuk menata rambutmu dan juga diet rendah karbohidrat.”
  • A: “Jadi?”
  • B: “Jadi yang saya maksud: ‘penampilan itu penting’!”
  • A: “Bukan.. Yang saya maksud memakai Hijab itu bukan hal penting dalam masalah agama.”
  • B: “Kalau gak penting kenapa ada di Al-Qur’an?”
  • A: “Kamu tahulah. Saya tidak bisa mengikuti semua hal yang ada di Al Qur’an.”
  • B”Maksud kamu Allah memerintahkan kamu untuk melakukan sesuatu lalu kamu tidak mematuhinya dan itu gak masalah?”
  • A: “Yup.. Allah kan Maha Pengampun.”
  • B: “Allah itu mengampuni orang-orang bertobat dan tidak mengulang kesalahannya.”
  • A: “Kata siapa itu?”
  • B: “Kata dari yang memerintahkanmu untuk menutup aurat.”
  • A: “Tapi saya gak suka Hijab. Itu membatasi kebebasan saya.”
  • B: “Tapi lotion, lipstick, maskara dan kosmetik lainnya tidak menghalangi kebebasan kamu? Kalau begitu apa sebenarnya definisi kebebasan menurutmu?”
  • A: “Kebebasan itu adalah melakukan apapun yang kamu inginkan.”
  • B: “Tidak. Kebebasan itu adalah dalam melakukan hal yang benar, bukan bebas melakukan segala hal yang diinginkan.”
  • A: “Gini loh. Saya banyak melihat orang yang tidak memakai Hijab dan mereka orang baik. Dan juga banyak orang yang memakai Hijab tapi mereka berkelakuan buruk.”
  • B: “Memangnya kenapa? Banyak orang yang baik denganmu tapi dia pecandu alkohol. Memangnya kamu harus menjadi pecandu juga? Kamu membuat alasan yang bodoh.”
  • A: “Saya tidak mau jadi ekstrimis atau fanatik. Saya baik-baik saja dengan pilihan tidak menggunakan Hijab.”
  • B: “Kalau begitu kamu fanatik dengan sekulerisme. Seorang ektrimis yang tidak mematuhi Allah.”
  • A: “Kamu gak paham. Kalau saya memakai Hijab. Siapa yang mau menikah dengan saya?”
  • B: “Jadi orang yang pakai Hijab gak bakalan nikah gitu?”
  • A: “Baik. Bagaimana kalau saya menikah dan suami saya tidak suka? Lalu ingin supaya saya melepaskannya?”
  • B: “Bagaimana kalau suamimu menginginkan kamu untuk melakukan perampokan bank?”
  • A: “Itu gak nyambung. Perampokan bank itu kejahatan.”
  • B: “Memangnya tidak mematuhi Penciptamu bukan kejahatan?”
  • A: “Nanti siapa yang akan menerima saya kerja?”
  • B: “Perusahaan yang menghormati orang apa adanya.”
  • A: “Gak mungkin, apalagi setelah 9-11.”
  • B: “Tetap saja. Sekalipun setelah peristiwa 9-11. Kamu kenal Hanan?, yang baru saja diterima di fakultas kedokteran. Yang lain juga ada. Hmm… siapa itu namanya? Gadis yang selalu pakai Hijab warna putih?”
  • A: “Yasmin?”
  • B: “Yah.. Yasmin. Dia baru saja menyelesaikan gelar MBA dan sekarang akan diterima di General Electric.”
  • A: “Lagian kenapa sih kamu menganggap saya kurang dalam beragama Cuma karena selembar kain?”
  • B: “Kenapa kamu menganggap wanita itu kurang Cuma karena warna lipstick dan sepatu hak tinggi?”
  • A: “Kamu belum menjawab pertanyaan saya.”
  • B: “Sebenarnya sudah. Hijab itu bukan Cuma selembar kain. Ini tentang kepatuhan terhadap Allah di lingkungan yang sulit. Ini keberanian. Ini bukti keimanan dan identitas perempuan. Beda dengan lengan pendek dan celana ketat kamu, untuk apa?”
  • A: “Itu namanya Fashion. Memangnya kamu hidup di goa? Lagipula Hijab itu ditemukan oleh pria yang ingin mengontrol wanita.”
  • B: “Yakin? Saya tidak tahu kalau pria bisa mengontrol wanita dengan Hijab?”
  • A: “Yah.. Begitulah.”
  • B: “Bagaimana dengan perempuan yang melawan suaminya demi untuk memakai Hijab? Dan perempuan di Perancis yang dipaksa untuk melepas Hijab mereka oleh pria? Bagaimana pendapat kamu tentang hal itu?”
  • A: “Hmmm.. itu beda.”
  • B: “Apa bedanya? Perempuan yang memintamu untuk memakai Hijab, dia juga perempuan kan?”
  • A: “Benar, tapi…”
  • B: “Tapi fashion, gitu? Fashion yang didesain dan dipromosikan oleh kebanyakan perusahaan milik pria dapat membuat kamu bebas? Laki-laki tak terkontrol lagi untuk mengekspos perempuan dan menggunakan mereka sebagai komoditas. Yang benar saja!!”
  • A: “Tunggu! Biar saya selesaikan dulu. Yang saya katakan adalah…”
  • B: “Mau bilang apalagi..? Kamu pikir pria dapat mengkontrol perempuan dengan Hijab. Gitu?”
  • A: “Yah..”
  • B: “Bagaimana detailnya?”
  • A: “Dengan menyuruh perempuan apa yang harus mereka pakai. Dungu!”
  • B: “Bukannya TV, Majalah dan Film juga menyuruh kamu tentang apa yang harus kamu pakai dan bagaimana agar tampil menarik?”
  • A: “Tentu saja.. Itu namanya Fashion.”
  • B: “Bukannya itu kontrol? Memaksamu untuk memakai apa yang mereka mau untuk kamu pakai.”
  • (diam)
  • B: “Bukan Cuma mengontrol kamu, tapi juga mengontrol pasar.”
  • A: “Apa maksud kamu?”
  • B: “Yang aku maksud adalah kamu diminta untuk kelihatan kurus dan anorexic seperti perempuan yang menjadi cover di majalah-majalah. Oleh pria yang mendesain semua majalah tersebut dan menjual semua produk tersebut.”
  • A: “Saya gak paham. Apa hubungannya antara hijab dan produk-produk tersebut?”
  • B: “Ini semua berhubungan. Memangnya kamu tidak tahu? Hijab adalah ancaman bagi konsumerisme. Wanita yang membelanjakan bermilyar dollar agar terlihat kurus dan hidup dengan standar fashion yang didesain oleh pria. Disinilah peran Islam yang mencampakkan semua omong kosong tersebut dan memfokuskan pada jiwa bukan penampilan serta tidak khawatir dengan tanggapan pria tentang penampilanmu.”
  • A: “Jadi saya gak perlu beli Hijab? Bukannya Hijab juga produk.”
  • B: “Yah. Produk yang membuat kamu bebas dari konsumsi yang kebanyakan dinikmati pria.”
  • A: “Berhenti mengkuliahi saya. SAYA TIDAK AKAN MENGGUNAKAN HIJAB! Itu hal yang aneh, kadaluarsa, dan sangat tidak cocok dengan hidup bermasyarakat….. ditambah lagi saya baru 20 tahun. Saya masih terlalu muda untuk memakai Hijab.”
  • B: “Baik. Katakan itu kepada Allah ketika kamu berjumpa dengan-Nya di hari pembalasan!
  • A: “baik!”
  • B:
  • “baik!”
  • (diam)
  • A: “Saya tidak mau lagi mendengar tentang hijab niqab schmijab Punjab.”
  • (diam)
  • Dia berkaca memandang dirinya dicermin, lelah berargumen dengan dirinya sendiri selama ini. Cukup sukses. Dia berhasil membungkam pikiran-pikiran dikepalanya, dengan pendapatnya sendiri. Dia berjaya dengan kemenangan dalam perdebatan tersebut. Dan keputusan akhir yang modern dan diterima oleh masyarakat padahal ditolak oleh iman adalah….?
  • Yah…Keputusan itu adalah mengeritingkan rambut atau memblow rambut bukan memakai Hijab…

 

 

http://gadisberjilbab.tumblr.com/post/10558039026/percakapan-tentang-jilbab-2

Untukmu Para Remaja

Untukmu Para Remaja

Tulisan ini dihadiahkan untuk saudara kami para remaja muslim. Semoga Allah berkenan membuka pintu kebaikan lewat kelembutan mata hati teman- teman remaja semua, untuk mengetahui lebih jauh tentang siapa dan bagaimanakah diri kita sebenarnya.

Tulisan ini adalah agar kita sama- sama tidak terlalaikan atas kewajiban sebagai seorang muslim, dan supaya hati kita tidak tertutup dan lalai dengan keindahan kehidupan dari mengingat Allah subhanahu wata’ala. Dengan tulisan ini, kita mohonkan kepada Allah agar membebaskan kita dari berbagai dosa yang tiada henti kita lakukan di dunia ini.

Wahai saudaraku para remaja, ketika hidup ini memiliki tujuan, maka kita tidak akan terombang- ambing tanpa arah dan tujuan. Maka berhentilah berkata bahwa kita masih terlalu muda untuk berpikir serius tentang hidup. Bukankah sesuatu yang besar yang kita harapkan datang di masa depan kelak, dan menyenangkan kita, justru akan bermula dari perbuatan kecil yang kita lakukan sekarang?

Saudaraku, para remaja muslim, maka kenalilah tujuan mengapa kita harus dihidupkan Allah di dunia ini. Sungguh Allah tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia- sia.Begitu pula dengan keberadaan diri kita. Hidup bukanlah tentang bersenang-senang saja, tetapi sejatinya untuk meraih sebuah tujuan mulia. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya) :

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56)

Beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, itulah sebenarnya tugas utama yang harus dijalankan oleh setiap hamba Allah.

Wahai saudaraku remaja muslim, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, hidup kita kini sedang menuju sebuah garis akhir yaitu kematian. Dan bahkan peramal sehebat apapun tak akan bisa menebak, kapan langkah kaki kita akan terhenti dan kita akhirnya mati. Dengarlah Firman Allah berikut ini,

“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dibumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman: 34)

Maka suka atau tidak suka, mau atau tidak mau sebenarnya hidup itu bukan pilihan. Ya, hidup bukan sama sekali tentang pilihan. Allah memberikan kebaikan supaya engkau baik, dan Allah memberikan pelajaran tentang kejelekan adalah supaya kau juga belajar tentang kebaikan. Jadi kebaikan adalah satu- satunya hal yang harus dipilih. Dan kebaikan itu hanya terkandung dalam islam, yang sekali lagi satu satunya hal yang harus kita pilih. Di dalam islam kita akan justru menemukan banyak pilihan tentang hal- hal yang membahagiakan. Tapi ingatlah, betapapun besarnya kebahagiaan dan kesenangan di dunia, semua pasti akan ada akhirnya. Dan kesenangan abadi seorang muslim adalah ketika nanti kits berada di surganya Allah.

Maka wahai para sahabat muda, bersegeralah untuk beramal kebajikan, dirikanlah shalat dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan sepenuh hati sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena shalat adalah yang pertama kali akan dihisab nanti pada harikiamat, sebagaimana sabdanya:

“Sesungguhnya amalan yang pertama kali manusia dihisab dengannya di hari kiamat adalah shalat.” (HR. At Tirmidzi, An Nasa`i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)

Bisakah kau bayangkan betapa ruginya kita, apabila kita sampai di usia remaja ini, belum sempat beramal shalih. Padahal, pada saat itu amalan diri kita sajalah yang akan menjadi pendamping kita ketika menghadap Allah subhanahu wata’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Yang mengiringi jenazah itu ada tiga: keluarganya, hartanya, dan amalannya. Dua dari tiga hal tersebut akan kembali dan tinggal satu saja (yang mengiringinya), keluarga dan hartanya akan kembali, dan tinggal amalannya (yang akan mengiringinya).” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Saudaraku, sudah siapkah kita dengan timbangan amal yang pasti, sekali lagi, pasti kita akan menjumpainya nanti. Sudahkah kita menghisab amal perbuatan kita sendiri terlebih dahulu, sebelum Allah nanti menghisap kita dan memperlihatkan timbangan amal kita. Bisakah kau bayangkan, betapa sengsaranya kita, ketika ternyata timbangan kebaikan kita lebih ringan daripada timbangan kejelekan?. Ingatlah akan firman Allah subhanahu wata’ala :

“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.” (Al Qari’ah: 6-11)

Selain itu,bukanlah masa tua yang akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wata’ala. Oleh karena itu, sudahkah kita gunakan kesempatan di masa muda kita ini untuk kebaikan?

“Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara:

Umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia ketahui.” (HR. At Tirmidzi)

Wahai sahabat remaja, iblis, setan, dan bala tentaranya akan selalu setia dalam berupaya mengajak manusia agar selalu bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala. Tidak lain adalah karena mereka mengajak umat manusia seluruhnya untuk menjadi temannya di neraka.

Sebagaimana yang Allah subhanahu wata’ala jelaskan dalam firman-Nya (yang artinya): “Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Fathir: 6)

Wahai sahabat remaja, setiap amalan kejelekan dan maksiat yang kita lakukan, pasti akan dicatat di sisi Allah subhanahu wata’ala. Pasti kita juga akan melihat akibat buruk dari semua itu, jika hal itu adalah kejahatan. Allah subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya):

“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (Az Zalzalah: 8)

Setan juga ingin umat manusia menjadi terpecah belah dan saling bermusuhan. Jangan dikira bahwa ketika engkau bersama segerombolan orang yang kau anggap teman-teman itu, dan melakukan kemaksiatan kepada Allah subhanahu wata’ala, maka hal tersebut merupakan wujud solidaritas dan kekompakan. Sekali-kali tidak, justru cepat atau lambat, teman yang mungkin kita cintai akan menjadi musuh yang paling kita benci. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya) :

“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu karena (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan itu).” (Al Maidah: 91)

Maka dari itu, sudah selayaknya kita mengadakan koreksi mendalam tentang diri kita sendiri sekarang. Dan perbaikan diri tentu saja bisa kita lakukan jika kita memiliki ilmu. Saudaraku, jangan gadaikan keharusanmu mengetahui ilmu tentang islam dengan hanya mengunggulkan ilmu tentang duniawi semata. Karena, menuntut ilmu tentang agama kita ini, merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka barangsiapa yang meninggalkannya dia akan mendapatkan dosa, dan setiap dosa pasti akan menyebabkan kecelakaan bagi pelakunya.

“Menuntut ilmu agama itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)

(NayMa/voa-islam.com)

http://m.voa-islam.com/news/smart-teen/2012/02/27/17927/untukmu-para-remaja/

Kuserahkan Putriku Padamu (Renungan untuk Para Suami)

Kuserahkan Putriku Padamu (Renungan untuk Para Suami)

Saat pertama kali putri kecil kami terlahir di dunia, dia menjadi simbol kebahagiaan bagi kami, orang tuanya. Bahagia yang tiada tara kami rasakan karenanya. Kami menjaganya siang dan malam, sampai kami melupakan keadaan diri sendiri. Kami sadar, memang seharusnyalah seperti itu kewajiban orang tua.

Kami besarkan dia dengan segenap jiwa dan raga. Kami didik dengan semaksimal ilmu yang kami punya. Dan kami jaga dia dengan penuh kehati-hatian.

Dan waktupun berlalu…

Dia kini telah menjadi sesosok gadis yang cantik. Betapa bangga kami memilikinya. Kami berpikir, betapa cepat waktu berlalu, dan terbersit dalam hati kami untuk tetap menahannnya disini. Bukan bermaksud meletakkan ego kami atas hidupnya, Namun sebagai orang tua, siapa yang dapat berpisah dari anaknya. Putri kesayangannnya.

Tapi,…

Hari ini, akhirnya datang juga. Saat dimana kami harus melihatnya terbalut dalam pakaian cantik, yaitu gaun pengantinnya. Gadis kecil kami telah tumbuh dewasa. Dan sesudah ijab kabul ini, kau lah kini yang menjadi penjaganya. Menggantikan kami. Mari ikatkan tanganmu kepadanya.

Waktu akhirnya memaksa kami berpisah dengannya. Walaupun kau adalah orang yang asing dan baru sebentar dikenalnya, sedangkan kami adalah orang tuanya yang telah mengorbankan semua yang kami punya untuknya. Namun, tak ada sama sekali kemarahan kami atas dirimu, menantuku. Namun ijinkan kami sedikit meluapkan kesedihan atas seorang putri kami yang harus jauh meninggalkan kami, karena harus mengikutimu. Kamipun tak akan protes kepadamu, karena mulai hari ini, dia harus mengutamakan kau diatas kami.

Tolong, jangan beratkan hatinya, karena sebenarnya pun hatinya telah berat untuk meninggalkan kami dan hanya mengabdi kepadamu. Seperti hal nya anak yang ingin berbakti kepada orang tua, pun demikian dengannya. Kami tidak keberatan apabila harus sendiri, tanpa ada gadis kecil kami dulu yang selalu menemani dan menolong kami dimasa tua.

Kami menikahkanmu dengan anak gadis kami dan memberikan kepadamu dengan cuma- cuma, kami hanya memohon untuk dia selalu kau jaga dan kau bahagiakan.

Jangan sakiti hatinya, karena hal itu berarti pula akan menyakiti kami. Dia kami besarkan dengan segenap jiwa raga, untuk menjadi penopang harapan kami dimasa depan, untuk mengangkat kehormatan dan derajat kami. Namun kini kami harus menitipkannya kepadamu. Kami tidaklah keberatan, karena berarti terjagalah kehormatan putri kami.

Jika kau tak berkenan atas kekurangannya, ingatkanlah dia dengan cara yang baik, mohon jangan sakiti dia, sekali lagi, jangan sakiti dia.

Suatu saat dia menangis karena merasa kasihan dengan kami yang mulai menua, namun harus sendiri berdua disini, tanpa ada kehadirannya lagi. Tahukah engkau wahai menantuku, bahwa kau pun memiliki orang tua, pun dengan istrimu ini. Disaat kau perintahkan dia untuk menemani orang tuamu disana, pernahkah kau berpikir betapa luasnya hati istrimu? Dia mengorbankan egonya sendiri untuk tetap berada disamping orang tuamu, menjaga dan merawat mereka, sedang kami tahu betapa sedih dia karena dengan itu berarti orang tuanya sendiri, harus sendiri. Sama sekali tiada keluh kesah darinya tentang semua itu, karena semua adalah untuk menepati kewajibannya kepada Allah.

Dia mementingkan dirimu dan hanya bisa mengirim doa kepada kami dari jauh. Jujur, sedih hati kami saat jauh darinya. Namun apalah daya kami, memang sudah masa seharusnya seperti itu, kau lebih berhak atasnya dari pada kami, orang tuanya sendiri.

Maka hargailah dia yang telah dengan rela mengabdi kepadamu. Maka hiburlah dia yang telah membuat keputusan yang sedemikian sulit. Maka sayangilah dia atas semua pengorbanannya yang hanya demi dirimu. Begitulah cantiknya putri kami, Semoga kau mengetahui betapa berharganya istrimu itu, jika kau menyadari.

(Syahidah/Voa-islam.com)

 

http://www.voa-islam.com/muslimah/article/2011/09/22/16163/kuserahkan-putriku-padamu-renungan-untuk-para-suami/

Jilbab Gaul: Berpakaian Tapi Telanjang

Jilbab Gaul: Berpakaian Tapi Telanjang

Pernahkah kita berpikir mengapa begitu banyak perempuan dan wanita muslim yang mengenakan ‘jilbab’, namun berpakaian sangat ‘provokatif,’ misalnya menampakkan lekuk-lekuk kemolekan tubuhnya? Fungsi jilbab yang semestinya diarahkan untuk menutupi aurat, seperti dada dan pinggul, justru malah diabaikan.

Sejatinya, penutup kepala seperti itu bukanlah jilbab dalam perspektif hijab yang disyariatkan Islam. Orang-orang lebih menyebutnya dengan “kerudung gaul”. Atau diistilahkan Milasari Astuti –dalam artikelnya di sebuah situs Islam— dengan istilah “jilbab cekek”, karena memang benar-benar hanya sebatas nyekek leher. Maksudnya, seorang perempuan muslim mengenakan kerudung yang menutupi kepala dan rambutnya, namun berpakaian tipis, transparan, atau ketat sehingga menampakkan lekuk tubuhnya. Semisal, kepala dibalut kerudung atau jilbab, namun berbaju atau kaos ketat, bercelana jeanatau legging yang full pressed body, dan lain sebagainya.

Fenomena kerudung gaul atau jilbab cekek adalah fenomena yang sangat membingungkan bagi setiap muslim atau muslimah yang memahami ajaran Islam dengan benar. Ini mengingat, seorang perempuan atau wanita muslim yang mengenakan kerudung gaul, dalam benaknya dia ingin menutup aurat, namun juga ingin tampil pamer modis dan cantik.

Beberapa gelintir perempuan berkomentar, “Lho, masih mending memakai kerudung atau jilbab gaul, daripada tidak sama sekali?!” Yang lainnya menyatakan, “Ini kan masih belajar untuk menutup aurat.” Ya, kerudung gaul selalu dianggap lebih baik daripada tidak menutup aurat sama sekali. Atau juga dianggap sebagai sebuah proses belajar menutup aurat. Pernyataan-pernyataan tersebut sekilas tampak benar, namun sejatinya sungguh keliru. Karena seorang muslim diharuskan untuk menjalani setiap perintah syariat secara total atau kaffah.

Alih-alih menggunakan kerudung gaul untuk proses belajar menutup aurat, namun setelah itu terkadang lupa akan aturan syariat yang sebenarnya. Walaupun kemudian mereka sadar akan aturan yang sesungguhnya, namun kemudian sulit untuk berubah. Alih-alih dipandang sebagai sebuah kebaikan daripada tidak menutup aurat sama sekali, mereka justru beriman setengah-setengah.

….kerudung gaul tak ubahnya melecehkan syariat Islam dan sebagai bentuk penyaluran selera pribadinya semata. Mereka mengenakan simbol islami, tapi juga nggak mau meninggalkan mode yang sedang booming ….

Bagi para muslimah yang memahami benar ketentuan jilbab sesuai perintah teks Al-Qur‘an dan hadits, mengenakan kerudung gaul tak ubahnya melecehkan syariat Islam dan sebagai bentuk penyaluran selera pribadinya semata. “Maksudnya pengen mengenakan simbol islami, tapi juga nggak mau meninggalkan mode yang sedang booming saat ini. Akibatnya, dalam masalah kerudung aja mesti ada aturan main yang dibuatnya sendiri,” tulis salah seorang akhwat dengan id facebook Hilya Jae-hee, ketika mengomentari topik kerudung gaul.

Begitulah, bisa jadi, para wanita muslim berkerudung gaul berniat hendak menutup aurat, namun memiliki paradigma bahwa perempuan harus ‘mensyukuri’ keindahan tubuh yang telah Allah anugerahi, lalu memamerkannya kepada orang lain. Paradigma ‘bersyukur’ ini semakin meluas di negara-negara yang dikenal ketat menjaga tradisi keagamaan seperti di Timur-Tengah (Timteng). Lihat saja, kini sudah banyak majalah di negara-negara Timteng yang sampulnya memamerkan pose perempuan yang memperlihatkan perut dan bagian-bagian tubuh lainnya. Di luar negara-negara Timteng lainnya, sudah lebih parah dan berani lagi.

Bahkan lucunya, kini semacam ada pandangan yang menyatakan bahwa perempuan yang memilih untuk berjilbab panjang dan mengenakan gamis rapih, maka mereka akan kehilangan respek dari kaum lelaki. Padahal, ditilik dari sudut pandang Islam, perempuan dewasa yang tidak menutup aurat, justru merekalah yang akan kehilangan respek dari setiap muslim dan muslimah, dan kehilangan respek dari Allah tentunya.

Maraknya fenomena penggunaan kerudung gaul atau jilbab nyekek oleh para remaja putri dan wanita muslim, boleh jadi disebabkan pengetahuan mereka yang minim mengenai hijab (jilbab). Sehingga mereka hanya ikut-ikutan saja, sebab pemahaman keislamannya belum mumpuni. Atau mereka termakan berbagai propaganda musuh-musuh Islam yang ingin menggiring kaum muslimah keluar rumah dalam keadaan ‘telanjang’. Propaganda-propaganda yang menyimpulkan bahwa jilbab adalah pakaian adat wanita Arab saja, sampai kepada pelecehan dengan istilah pakaian tradisional. Hingga banyak dari kalangan kaum muslimah termakan olehnya dan meninggalkan jilbab yang syar’i.

Padahal, jilbab yang dikehendaki syariat bermakna milhâfah, berarti baju kurung atau semacam abaya yang longgar dan tidak tipis, atau kain (kisaa‘) apa saja yang dapat menutupi, atau pakaian (tsaub) yang dapat menutupi seluruh bagian tubuh. Di dalam kamus Al-Muhith dinyatakan bahwa ilbab itu laksanasirdab (terowongan) atau sinmar (lorong), yakni baju atau pakaian yang longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutupi pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung.

….jilbab yang dikehendaki syariat bermakna milhâfah, berarti baju kurung atau semacam abaya yang longgar dan tidak tipis yang dapat menutupi seluruh bagian tubuh….

Dalam kamus Ash-Shahhah, Al-Jauhari menyatakan, “Jilbab adalah kain panjang dan longgar (milhafah)yang sering disebut mula’ah (baju kurung). Makna jilbab seperti inilah yang diinginkan Allah ketika berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab: 59)

Para ulama pakar tafsir pun sepakat, jilbab syar’i bermakna sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada. Hal ini membuat seorang muslimah tampak elegan, santun, bermartabat, dan tentunya berkepribadian islami.

Jika seorang wanita muslimah memakai hijab (jilbab), secara tidak langsung dia berkata kepada semua kaum laki-laki, “Tundukkanlah pandanganmu, aku bukan milikmu serta kamu juga bukan milikku, tetapi aku hanya milik orang yang dihalalkan Allah bagiku. Aku orang yang merdeka dan tidak terikat dengan siapa pun, dan aku tidak tertarik kepada siapa pun, karena aku jauh lebih tinggi dan terhormat dibanding mereka yang sengaja mengumbar auratnya supaya dinikmati oleh banyak orang.”

Sementara seorang wanita muslim yang mengenakan kerudung gaul atau jilbab nyekek, ber-tabarruj atau pamer aurat dan menampakkan keindahan tubuh di depan kaum laki-laki lain, akan mengundang perhatian laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Secara tidak langsung dia berkata, “Silahkan kalian menikmati keindahan tubuhku dan kecantikan wajahku. Adakah orang yang mau mendekatiku? Adakah orang yang mau memandangiku? Adakah orang yang mau memberi senyuman kepadaku? Atau manakah orang yang berseloroh “Aduhai betapa cantiknya?”

….Wanita yang mengenakan kerudung gaul itu pamer aurat dan keindahan tubuh di depan kaum laki-laki lain. Mereka mengundang perhatian laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba….

Setiap laki-laki pun sontak berebut menikmati keindahan tubuhnya dan kecantikan wajahnya. Mata mereka akan menelanjanginya dari atas hingga mata kaki. Sehingga membuat laki-laki terfitnah, maka jadilah dia sasaran empuk laki-laki penggoda dan suka mempermainkan wanita.

Inilah mengapa para pengguna kerudung gaul diibaratkan berpakaian namun telanjang. Hal ini sebagaimana disinyalir Rasulullah dalam sabda beliau, “Dua golongan dari ahli neraka yang tidak pernah aku lihat: seorang yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang dia memukul orang-orang, dan perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggok-lenggok, kepalanya bagaikan punuk onta yang bergoyang. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya, sekalipun ia bisa didapatkan sejak perjalanan sekian dan sekian. (HR. Muslim)

Ketika ditanya mengenai sabda Nabi: “Berpakaian tapi telanjang”, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjawab, “Yakni wanita-wanita tersebut memakai pakaian, akan tetapi pakaian mereka tidak tertutup rapat (menutup seluruh tubuhnya atau auratnya).”

Ibnu ‘Abdil Barr mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun (berpakaian namun telanjang) adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Lihat: Jilbab Al-Mar‘ah Muslimah, 125-126).

….Rasulullah bersabda bahwa wanita berpakaian tapi telanjang (kasiyatun ‘ariyatun) itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya….

Al-Munawi, dalam Faidh Al-Qadir, mengatakan mengenai makna ‘berpakaian namun telanjang’, “Senyatanya memang wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia telanjang. Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang tipis sehingga dapat menampakkan kulitnya. Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya, namun tidak mau mengenakan pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun enggan untuk bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian, namun kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya.”

Hal senada juga dikatakan oleh Ibnul Jauzi yang berpendapat bahwa makna kasiyatun ‘ariyatun ada tiga makna. Pertama, wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia telanjang. Kedua, wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang. Ketiga wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur kepada-Nya.

Kesimpulannya, wanita berpakaian telanjang adalah wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya, atau memakai pakaian ketat, sehingga terlihat lekuk tubuhnya, dan wanita yang membuka sebagian aurat yang wajib dia tutup.

PAKAIAN ISLAMI BAGI WANITA (TIGA SYARAT HIJAB)

Ada beberapa syarat yang harus dipahami remaja putri dan wanita muslim ketika hendak mengenakan hijab atau jilbab syar’i, sebagaimana dilansir situs Islam www.alsofwah.or.id.

PERTAMA, hendaknya menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikit pun, selain yang dikecualikan karena Allah berfirman, “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang biasa nampak.” (An-Nur: 31)

KEDUA, hendaknya hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram. Agar hijab tidak memancing pandangan kaum laki-laki, maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Hendaknya hijab terbuat dari kain yang tebal, tidak menampakkan warna kulit tubuh (transfaran).

2. Hendaknya hijab tersebut longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota tubuh.

3. Hendaknya hijab tersebut tidak berwarna-warni dan tidak bermotif.

Hijab bukan merupakan pakaian kebanggaan dan kesombongan, karena Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mengenakan pakaian kesombongan (kebanggaan) di dunia maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan nanti pada Hari Kiamat kemudian dibakar dengan Neraka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, dan hadits ini hasan).

Hendaknya hijab tersebut tidak diberi parfum atau wewangian berdasarkan hadits dari Abu Musa Al-Asy’ari, dia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Siapa pun wanita yang mengenakan wewangian, lalu melewati segolongan orang agar mereka mencium baunya, maka dia adalah wanita pezina.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa‘i dan At-Tirmidzi, dan hadits ini Hasan).

….Hendaknya pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian kaum wanita kafir….

KETIGA, hendaknya pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian kaum wanita kafir, karena Rasulullah bersabda, sebagaimana diriwayatkan Abu Dawud dan Ahmad, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian dari mereka.”

Rasulullah juga mengutuk seorang laki-laki yang mengenakan pakaian wanita dan mengutuk seorang wanita yang mengenakan pakaian laki-laki. Wallahu ‘Alam. [ganna pryadha/voa-islam.com]

 

http://www.voa-islam.com/teenage/smart-teen/2010/10/22/11191/jilbab-gaul-berpakaian-tapi-telanjang/

ADAB KELUARGA MUSLIM MENJELANG PERMULAAN MALAM

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan kalian biarkan harta kalian berserakan, juga anak-anak kecil kalian jika matahari terbenam hingga gelapnya waktu Isya’, karena setan tengah bertebaran ketika matahari terbenam hingga gelapnya waktu isya’ “. (HR Muslim no. 2013).
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika malam telah turun – atau ketika sore menjelang malam – maka tahanlah anak-anak kamu (jangan sampai keluar rumah) karena setan-setan tengah menyebar di saat itu. Setelah berlangsung beberapa saat lamanya, biarkan mereka bermain. Tutuplah semua pintu, bacalah nama Allah, karena setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup. Tutupi tempat minum kalian dengan menyebut nama Allah, sekalipun hanya dengan menaruh sesuatu di atasnya.”

Dalam redaksi lain, “Jika kalian tidak menemukan tutup selain menaruh sebatang kayu di atas wadah kalian, maka lakukanlah dengan menyebut nama Allah.”
Hadits diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 3280, Muslim no. 2012, Abu Dawud no. 3733 dengan sedikit perbedaan serta dari Tirmidzi no. 1812 dan Ibnu Majah no. 3410 tanpa ada syahid (penguat) dalam riwayat keduanya.
(Zad Al-Ma’ad 4/233). “Dalam hal memasang (meletakkan) sebatang kayu di atas perabotan dapur terdapat hikmah, yaitu jangan sampai lupa menutupinya sekalipun hanya dengan sebatang kayu. Dalam hadits ini juga terdapat faedah bahwa barangkali akan ada serangga yang jatuh ke atas makanan, ia bisa melewati kayu tersebut sehingga tidak jatuh ke makanan.”
Dalam riwayat Muslim dari shahabat Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tutupilah wadah, selimuti tempat minum, karena dalam masa setahun ada satu malam yang turun di dalamnya satu wabah yang tidak melewati satu wadah yang tidak ditutup, atau tempat minum yang tidak ditutup, melainkan wabah tersebut akan masuk ke dalamnya.” (HR Muslim no. 2014).
(Zad Al-Ma’ad 4/232). “Ini termasuk perkara yang tidak bisa disentuh ilmu dan pengetahuan para dokter, masalah ini telah diketahui oleh mereka yang mengetahui dari kalangan orang yang berakal melalui pengalaman mereka.”
Kesimpulan dari hadits-hadits tersebut di atas:
– Menahan anak-anak agar tidak keluar rumah ketika terbenamnya matahari.
– Menutup semua pintu dengan membaca basmalah.
– Menutup tempat minum dengan membaca basmalah.
– Menutupi (menyelimuti) wadah dan tempat makanan, dengan berdzikir (membaca basmalah), sekalipun tidak menemukan tutup selain batang kayu.
Hal ini dilakukan pada awal permulaan malam menurut hadits-hadits yang dipaparkan sebelumnya. Wallahu A’lam.

Jilbab | Budaya Arab atau Tuntunan Islam ?

Akhir akhir ini di media kita sering membaca dan mendengar beberapa fatwa orang orang yang mengaku ulama, cendekiawan dan ada yang dosen perguruan tinggi terkenal yang menganut faham liberal atau lebih ngetrend JIL / JIN memfatwakan atau ngomong seenak jidatnya bahwa jilbab itu tidak wajib bagi muslimah, katanya itu budaya arab. benarkah ?

Mereka mengatakan bahwa memakai jilbab merupakan pilihan bukan kewajiban, mereka mengatakan orang yang berjilbab bukan melambangkan kesholehaan wanita… ini dikatakan profesor mufidah mulia, dosen di UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat. Seorang yang mengaku muslim yang merupakan pengagum gusdur ini ngomong tapi tidak melihat dalil dan akal.

Bagaimana dia mengatakan jilbab kok sebuah pilihan, didalam Alquran dan Hadis shoheh sudah jelas kewajibab berhijab ini bagi wanita.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59). Ayat ini menunjukkan wajibnya jilbab bagi seluruh wanita muslimah.

Dalil yang menunjukkan wajibnya jilbab adalah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أُمِرْنَا أَنْ نُخْرِجَ الْحُيَّضَ يَوْمَ الْعِيدَيْنِ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ ، فَيَشْهَدْنَ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَدَعْوَتَهُمْ ، وَيَعْتَزِلُ الْحُيَّضُ عَنْ مُصَلاَّهُنَّ . قَالَتِ امْرَأَةٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِحْدَانَا لَيْسَ لَهَا جِلْبَابٌ . قَالَ « لِتُلْبِسْهَا صَاحِبَتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا »

Dari Ummu ‘Athiyyah, ia berkata, “Pada dua hari raya, kami diperintahkan untuk mengeluarkan wanita-wanita haid dan gadis-gadis pingitan untuk menghadiri jamaah kaum muslimin dan doa mereka. Tetapi wanita-wanita haid harus menjauhi tempat shalat mereka. Seorang wanita bertanya:, “Wahai Rasulullah, seorang wanita di antara kami tidak memiliki jilbab (bolehkan dia keluar)?” Beliau menjawab, “Hendaklah kawannya meminjamkan jilbabnya untuk dipakai wanita tersebut.” (HR. Bukhari no. 351 dan Muslim no. 890).

Masihkan ibu professor ini ngeles bahwa jilbab adalah pilihan? Itupun bisa menjadi tolak ukur kesholehaan dan ketakwaan wanita, karena dengan berjilbab mereka telah mentaati perintah Allah swt dan Rasulullah saw.

Tapi itulah kalau Islam Liberal / sekarang menjadi JIN ( jamaah Islam Nusantara ) yang didukung pemerintah sekarang mengeluarkan fatwa seenaknya saja, mereka berargumen :
# lebih baik mana wanita berjilbab tapi suka menggunjing dengan wanita tidak berjilbab tapi tidak menggunjing ?
Sungguh aneh pertanyaannya, kalau orang bener ya seharusnya logikanya pertanyaannya yang adil dong, harusnya begini ” bagus mana wanita berhijab tidak menggunjing dengan wanita berhijab yang menggunjing ?”

Mereka mengeluarkan argumen tapi bertentangan dengan dalil dan akal, sehingga kalau berdebat pasti kalah. Tapi bukan orang JIN namanya kalau gak ngeles.. dan naudzubillahnya banyak kaum muslimah yang mendukung mereka, khususnya yang memang males berhijab, agar mereka punya dukungan dan alasan.

Yang sekarang harus kita perbuat sebagai muslimah yang sudah berhijab maka kita jangan menganggap rendah dan hina orang yang berhijab, kita doakan mereka dan kita ajak dengan kebaikan mereka agar mau berhijab dengan cara kita lebih perbaiki akhlak kita ke sesama agar menjadi panutan.

Bagi anda yang belum berhijab juga jangan mencela yang sudah berhijab, misal ” ah.. si anu itu berhijab tapi suka ngomongin oranglah, suka berkata kasar, dll “… . Jangan menyalahkan jilbabnya, itu hanya kesalahan mereka sebagai manusia biasa seperti kalian juga. Sedang jilbab merupakan kewajiban dan keharusan dalam beragama.

Bagi anda yang berjilbab tapi masih menampakkan aurat mari pelan pelan merubah menjadi jilbab yang syar’i, yang menutup seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan muka. Agar kemuliaan kita sebagai wanita terjaga, serta selamat dunia akhirat. karena memang nabi pernah meramalkan suatu saat akan ada masa dimana manusia berpakaian tetapi seperti telanjang, seperti yang kita lihat sekarang memang kita memakai jilbab tetapi dadanya dan pantatnya kelihatan. naudzubillah…

Hindari juga memakai jilbab seperti punuk unta, memakai sanggul atau cemol yang dimasukkan ke jilbab agar kelihatan tinggi, sehingga seperti punuk unta. karena nabi pernah bersabda bahwa akan di azab wanita yang berjilbab seperti punuk unta.

So.. mari kita belajar menjadi muslimah yang benar, sesuai syariat Islam yang sebenarnya, jangan ikuti fatwa kaum liberal dan JIL / JIN itu, karena mereka merupakan fitnah besar untuk umat Islam sekarang. Mereka mengaku Islam, tetapi tidak mau menaati perintah Allah swt dengan mengacak acak arti terjemah Alquran dan hadist nabi sesuai hawa nafsu mereka yang menguntungkan mereka dan dapat dijual oleh mereka.

Semoga bermanfaat